INILAH.COM, Jakarta - Kebutuhan mencari bahan bakar
pengganti minyak semakin mendesak. Pemerintah pun mencoba menjawab
masalah itu dengan mengembangkan kendaraan bertenaga listrik.
Setelah melakukan riset sejak 1997-2012, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akhirnya berhasil menciptakan bus listrik asli buatan lokal.
"Pembuatan bus listrik ini dilakukan selama enam bulan dan menelan biaya Rp1,5 miliar," ungkap Abdul Hapid dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI di Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta.
Setelah melakukan riset sejak 1997-2012, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akhirnya berhasil menciptakan bus listrik asli buatan lokal.
"Pembuatan bus listrik ini dilakukan selama enam bulan dan menelan biaya Rp1,5 miliar," ungkap Abdul Hapid dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI di Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta.
Menristek Gusti Muhammad
Hatta menambahkan, pembuatan satu unit bus listrik ini memang mahal.
Namun jika sudah diproduksi masal, harga akan makin murah.
"Pada 2014, diharapkan kendaraan listrik ini sudah siap untuk produksi massal," katanya.
Sementara
itu, Kepala Humas Kemenristek Wawan Bayu mengungkapkan, pengembangan
bus listrik ini akan paralel dengan persiapan infrastruktur untuk 'SPBU'
kendaraan listrik.
"Infrastruktur baru bisa
dibangun setelah mobil siap diproduksi massal. Saat itu, mobil akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah terlebih dahulu.
Setelahnya pihak swasta pasti mulai terpancing mengeluarkan mobil
listrik juga," katanya.
Menurut Wawan, pada Agustus 2012, Kemenristek bersama LIPI juga berencana akan memperkenalkan sedan listrik.
"Untuk tahun depan, kami telah mencadangkan Rp300 miliar untuk pengembangan," lanjutnya.
Bus
listrik yang diberi nama Hevina ini menggunakan baterai lithium
(lifePo4) yang memiliki masa pemakaian hingga 10 tahun. Untuk mengisi
baterai dengan penuh, dibutuhkan 6-7 jam.
Bus yang
mampu membawa 15 penumpang ini memiliki kecepatan maksimal 100 km/jam
serta mampu melaju sejauh 150 kilometer dengan sekali pengisian 500
ampere.
"Baterai yang digunakan ini mampu
menurunkan biaya operasional lebih dari 50% dan menurunkan biaya
perawatan hingga 70%," papar Abdul. [ikh]
Sumber :
www.inilah.comwww.inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar