Rabu, 05 Desember 2012

Casillas Indikasikan Pensiun Dari Timnas Spanyol



Bola.net - Kiper nomor satu La Furia Roja Spanyol Iker Casillasmengindikasikan bakal gantung sarung tangan selepas gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil.

Santo Iker merasa musim panas di Brasil akan menjadi momen yang paling tepat baginya untuk mundur dan memberi jalan kepada talenta muda Spanyol berikutnya.

Dan hal itu ia isyaratkan saat menjalani wawancara bersama media AS, "Setelah Piala Dunia akan ada banyak pihak yang mempertimbangkan pensiun dari Timnas Spanyol."

"Sekaligus menjadi jalan bagi para pemain muda untuk masuk. Untuk alasan tersebut saya pikir Piala dunia akan menjadi klimaks yang bagus, Dan selepas itu mungkin tak akan pernah sama lagi," tutup kiper klubReal Madrid ini.

Casillas sendiri hingga hari ini adalah pemain yang paling banyak mengoleksi caps bersama Spanyol. 143 penampilan dan masih akan terus bertambah jika tak ada kejadian istimewa. (as/lex



PT LPIS dan PT LI Terancam Tak Mendapatkan Rekomendasi



Bola.net - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Haryo Yuniarto berencana mengeluarkan kebijakan baru mengenai izin pertandingan. Dalam hal ini, sasarannya adalah PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS) dan PT Liga Indonesia (PT LI).

Tujuan utamanya, dikatakan Haryo Yuniarto, adalah demi melindungi hak-hak para pemain dan pelatih. Sebab, jika masih terulang klub tidak memenuhi kewajibannya, BOPI bisa mengambil tindakan serius, yakni tidak memberikan rekomendasi menggelar pertandingan kepada PT LPIS dan PT LI.

"Para penyelenggara olahraga profesional tidak bisa bermain-main terhadap hak para pemain. Kami meminta mereka untuk lebih peduli," ujarnya.

Dalam waktu dekat, Haryo Yuniarto mengatakan akan segera bertemu dengan PT LPIS dan PT LI untuk membahas kelanjutan hal tersebut. Bahkan, BOPI juga meningkatkan kerjasama dengan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Direktorat Jenderal (Dirjen) Keimigrasian, dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk melakukan pengawasan kepada olahragawan asing yang memilih berkompetisi di Indonesia.

"Pengawasan dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan. Sebab disinyalir, olahragawan asing menjadi agen pengedar narkoba di Indonesia. Selain itu, mereka juga kerap melakukan tindakan kejahatan," tuturnya.

Kemudian, BOPI juga meminta kepada pengelola PT LPIS dan PT LI untuk menghargai kontrak para pesepakbola. Kejadian meninggalnya Diego Mendieta harus menjadi pembelajaran.

"Apabila ada tunggakan kepada pemain, maka harus segera diselesaikan," tutupnya. (esa/gia)


sumber :   bola.net

Bapak Jokowi The Best Of Gurbernur





INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya, kembali mengelar rapat koordinasi untuk membahas solusi mengatasi kemacetan. Salah satu cara mengatasi kemacetan yang dibahas adalah penerapan pembatasan kendaraan melalui sistem ganjil genap

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pemberlakuan kebijakan pembatasan kendaraan melalui sistem ganjil genap, masih dikalkulasikan. Namun, menurut pria yang akrab disapa Jokowi itu, penerapan kebijakan tersebut hanya menunggu waktu saja.

"Ya tadi kan sudah kita sampaikan bahwa itu akan kita lakukan, hanya waktunya kapan ini yang masih dikalkulasikan. masih dihitung. kemudian areanya mana saja juga masih dalam proses pembahasan," ujarnya, di Balaikota, Jakarta (6/12/2012).

Jokowi setuju untuk melakukan pembatasan kendaraan, dikarenakan pengguna kendaraan pribadi terlebih roda empat, yang semakin bertambah. Hal tersebut menyebabkan kemacetan terjadi di ruas-ruas jalan Ibukota, terutama pada jam-jam kerja.

"Problemnya itu kan masalah jalan yang harus dilebarin, karena kendaraan tiap hari tuh tambahnya nggak sedikit. kalo didiemin ya gak ada abisnya, sehingga menurut saya itu kebijakan yang harus diterapkan," tandasnya.

Dipilihnya sistem ini, setelah Dishub DKI dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, melakukan pembahasan terkait sistem yang akan digunakan untuk mengatasi kemacetan. Dari pembahasan tersebut akhirnya dipilih kebijakan pembatasan kendaraan melalui sistem ganjil genap, yang dianggap mudah untuk dipahami pengguna jalan.

Jika sistem ini diberlakukan, setiap hari nomor pelat mobil yang boleh melintas jalan tertentu harus selalu berbeda. Misal: hari Senin digit genap kemudian Selasa digit ganjil. Selain itu, Polda juga mengutamakan kendaraan yang melintas di jalur yang dilewati bus TransJakarta.[bay]


Sumber : Inilah.com

Karut Marutnya Sepakbola Indonesia


INILAH.COM, Jakarta - Kasus kematian tragis yang menimpa Diego Mendieta merupakan bukti lemahnya perlindungan pemain di Indonesia dan konflik elite sepakbola yang berkepanjangan

Publik dikejutkan dengan berita kematian penyerang Persis Solo Diego Mendieta. Penyerang asal Paraguay itu itu tutup usia di Rumah Sakit Dr. Moerwardi, Solo, pada Slasa (4/12/2012) dinihari WIB.

Diego meninggal akibat infeksi cytomegalovirus yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke bagian mata dan otaknya.

Virus tersebut membuat pemain berusia 32 tahun itu rentan terkena penyakit, hingga membuat berat badannya turun 10 kg. Diego juga terserang jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta positif menderita demam berdarah.

Yang membuat miris semua pihak, Diego Mendieta tak bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan karena ia tak sanggup membayar biaya rumah sakit. Gajinya ditunggak klub hingga empat bulan dengan nilai total 120 juta Rupiah.
Dalam pesan terakhirnya yang disebarkan oleh mantan kapten PSIM, Nova Zaenal dan pemain PSS Sleman, Anang Hadi, Diego hanya mengharapkan dirinya bisa memiliki ongkos pulang ke tanah airnya guna bersua dengan ibunda dan keluarganya sebelum tutup usia. Permintaan itu tak terpenuhi hingga ia menutup mata.
Inilah bunyi pesan terakhir Diego:

"Aku gak minta gaji full, aku cuma minta tiket pesawat biar bisa pulang. Ketemu mama dan mati di negara saya. RIP#Diego Mendieta."

Kasus Diego Mendieta bukan pertama terjadi di Indonesia. Masih segar di ingatan kita dimana 5 Desember lalu, mantan gelandang Persita Tangerang, Bruno Zandonadi, meninggal karena radang selaput otak.

Mirisnya lagi, pemain berdarah Brasil tidak memiliki biaya untuk membayar rumah sakit. Akhirnya, rekan-rekan Bruno urunan untuk membiayai tunggakan rumah sakitnya.

Lain cerita dengan Syilla Mbamba, Camara Abdoulaye Sekou, dan Salomon Begondo. Mereka terpaksa mengamen akibat gaji yang belum dibayarkan oleh Persipro, mereka hanya menerima 15 persen dari nilai kontrak. Mereka mengemis dan mengamen di depan Kantor Walikota Probolinggo.
Sementara Jorge Paredes dari Persbul Buol harus meminta bantuan lewat media massa untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk proses persalinan istrinya.

Ketiga kasus tersebut membuktikan bahwa masih rendahnya jaminan terhadap para pemain dan karut marutnya pengelolaan dana klub-klub sepakbola di Indonesia.

"Berpulangnya Diego Mendieta jelas menunjukkan kembali lemahnya perlindungan pemain dalam hal jaminan kesehatan di dalam kontrak dengan klub #RipDiegoMendieta, tulis APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia), melalui akun jejaring sosial resmi milik mereka,@APPI_info.

"Pesepakbola HARUS mendapat jaminan kesehatan dari klubnya masing2, ironinya sekarang jangankan kesehatan, gaji pun tidak dibayar #RipDiegoMendieta," sambung mereka beberapa saat kemudian.

Kasus ini juga tak lepas dari konflik para elite sepakbola Indonesia yang tak kunjung menemui kata selesai. Para elit yang sibuk mengurus kisruh organisasi tak sempat mengawasi kinerja klub, yang menjadi anggotanya.
Sementara itu klub, seperti Persis Solo, kesulitan mendapatkan sponsor karena para pemilik modal ragu berinvestasi di tengah kondisi sepak bola yang karut marut.

Menurut catatan yang dimiliki oleh APPI, setidaknya ada 21 klub di dua kompetisi tersebut yang masih menunggak gaji pemainnya.

Semoga saja, kasus Diego Mendieta dan para pemain lainnya menjadi bahan pembelajaran berharga bagi para elit sepakbola Indonesia agar lebih awas dalam mengurus sepakbola, bukannnya sibuk memaksakan kepentingannya sendiri.[yob]

sumber :  Inilah.com